Kamis, 12 Juli 2012

Gadis


Gadis Tapi Bukan Perawan

Tag:

“Dis.. Gadiiiisss.. Cepetan, dah mau jam 7 nih, ntar kita telat loh,”
“Iya, iya.. Sabar jeng..”
” Ma, aku berangkat dulu ya, tuh, si Tery dah manggil,”
“Iya sayang, hati hati ya..”
Setelah mencium tangan wanita yang melahirkannya 17 tahun yang lalu, Gadis pun bergegas menghampiri sahabatnya, Tery, yang dikenalnya sejak SD itu.
“Cepet naik sini,”
Dibukanya pintu mobil, dan Gadis pun bergegas menaiki mobil mercy keluaran terbaru, yang akan membawanya ke sekolahnya.
Tery dan Gadis, dua gadis cantik yang mungkin dipertemukan dalam kondisi yang sedikit berbeda. Tery, seorang anak tunggal dari pemilik perusahaan sepatu terkenal, sedang Gadis, hanyalah seorang gadis yang hidup berdua dengan seorang janda pensiunan TNI yang telah ditinggal oleh suaminya, yang kini dia panggil, Mama.
“Dis, ntar sore kamu dirumah aja kan? Kita keluar ya?? Pokoknya kamu harus ikut ya, gak boleh gak!”
“Iya, kanjeng putri, siap laksanakan.” jawab Gadis sambil mengelitik sahabatnya itu.
Sore harinya,
“Tery, mau kemana kita?”
“Ah, kamu tenang aja, ikut aja..”
Dan mobil yang membawa mereka, berhenti di sebuah kafe. Gadis pun terheran heran.
“Lah, kok kesini ya? Kirain mau shopping atau ke mana kek??” gumam Gadis dalam hati. Sambil dilihatinya sahabatnya yang nampak mencari, tak tahu mencari apa.
“Ter, cari apaan sih? Dari tadi tengok kanan, tengok kiri, lalu lalang ke kiri, dan ke kanan, gak bisa tenang amat sih??”
“Alahh, bawel lu..”
Tiba tiba seorang cowok seumuran mereka mendekati meja yang mereka duduki.
“Tery ya??”
“Mm.. Kamu Ardhy kan??”
“Maaf ya, aku agak telat..”
“Iya, gak papa kok, mari silahkan duduk”
Gadis hanya diam, dan akhirnya tersadar, ini ya alasannya mereka kesini.
“Nih, kenalin teman, sahabat, dan saudara gue, Gadis.”
“Eh.. iya, Gadis,”
“Ardhy..”
Tatapan mereka berdua beradu, agak lama jabatan tangan mereka.
Dan percakapan ketiga muda mudi ini pun terus berlanjut. Seringkali pandangan Gadis dan Ardhy bertabrakan, dan diakhiri dengan senyum manis Gadis.
Dan ditempat itupun mereka saling bertukar no handphone.
**********
“Ntar sore, pukul 5, Aku tunggu kamu di kafe pertama kali kita ketemu ya..”
Begitu pesan singkat yang masuk di hape Gadis. Ardhy nama pengirimnya.
Sorenya, Gadispun berangkat ke tempat yang dijanjikan.
“Hai, Gadis, sini..”
“Oh, disana, iya, aku kesana..” Gadis pun mempercepat langkahnya menuju dimana Ardhy duduk.
“Dhy, mana Terry? Kirain kamu keluar bareng ama dia?”
“Udaaahhh.. gak usah ngomongin yang lain..”
“Loh??”
Agak heran Gadis mendengarnya. Karena selama ini, sebenarnya yang intens mendekati Ardhy tuh, Terry, sahabatnya.
“Dis, aku pengen ngomong sama kamu..”
“Iya, ngomong aja..”
“Aku suka ma kamu” Sambil menjulurkan tangannya, hendak memegang tangan Gadis.
Seakan tersengat listrik, Gadis pun kaget bukan main.
Tangan Ardhy, segera ditepisnya.
“Maaf Dhy, kamu tuh milik Tery, Dan kamu tahu kan, gimana aku dengan Tery, gak mungkin aku khianatin sahabatku sendiri..”
” Tapi Dis, sejak awal bertemu, aku gak ada hati ma Tery..”
“Sejak bertemu di kafe ini, entah mengapa ada hanya bayangan kamu yang ada di pikiranku..”
“Sumpah, aku suka ma kamu Dis..”
“Dan tatapan mata kamu waktu itu, juga seakan akan ingin mengatakan, bahwa kamu pun menyukaiku, iya kan Dis??”
Bingung, semakin bingung jadinya.
“Tapi Dhy, tolong kamu ngerti posisi aku..”
“Gak mungkin aku khianatin sahabatku, yang juga sangat suka ma kamu”
Berdiri, dan Gadis hendak meninggalkan Ardhy.
Tapi, dengan sikap, tangan Gadis tiba tiba tertangkap oleh genggaman tangan Ardhy.
“aku mohon Dis, aku mohon, jangan gantung perasaanku..”
“okey, 3 hari lagi kita ketemuan disini ya Dhy!”
**********
Hari yg dijanjikan pun tiba.
Di meja yang sama, tiga hari yang lalu, Ardhy sedari tadi sudah datang, menunggu Gadis, menunggu jawaban apa yang akan diterimanya dari perasaan penasarannya.
“Dhy..”
“Eh, Dis.. Kok aku gak liat kamu..”
“Iya, tadi aku lewat samping”
Ardhy pun menyodorkan kursi buat Gadis.
Terdiam, lama mereka terdiam. Tak ada kata yang terucap dari bibir tipis Gadis. Hanya pandangan mereka yang beradu, bertautan.
“Dis, jadi??”
Masih terdiam, bibir Gadis masih terlalu kaku untuk menjawab pertanyaan singkat dari Ardhy..
“Ya..” sambil mengangguk dan tersenyum, Gadis cuman mengatakn jawaban singkat itu.
Mendengar jawaban itu langsung di pegangnya dan diciumnya tangan Gadis. Tak sekali, tapi berkali kali.
Hanya tersenyum, Gadis melihat tingkah Ardhy. Namun ada rasa yang mengganjal dari dalam diri Gadis, tentang sahabatnya.
Hari hari berikutnya, seakan akan menjadi milik kedua sejoli ini. Kasmaran. Ya, hanya kata itu yang sangat tepat mengartikan keakraban mereka. Bahkan melebihi, keakraban persahabatan Terry dengan Gadis, yang kini berubah menjadi permusuhan. Namun itulah cinta, tak ada yang bisa menolak kedatangannya. Dan begitupun dengan Ardhy dan Gadis.
Dan di hari minggu pagi,
“Tumben mas datang pagi, hayoo…
Hari hari berikutnya, seakan akan menjadi milik kedua sejoli ini. Kasmaran. Ya, hanya kata itu yang sangat tepat mengartikan keakraban mereka. Bahkan melebihi, keakraban persahabatan Terry dengan Gadis, yang kini berubah menjadi permusuhan. Namun itulah cinta, tak ada yang bisa menolak kedatangannya. Dan begitupun dengan Ardhy dan Gadis.
Dan di hari minggu pagi,
“Tumben mas datang pagi, hayoo… ada apa nich..!”
“Biasalah sayang, kangen sama pujaan hati yang tak bisa di tahan lagi.”
“Halah gomball….”
“Kok kelihatan sepi,pada kemana nich bonyok?”
“Iya cuma ada aku aja, bapak ibu barusan pergi ke pengantin”
“lho sayang.. kamu kok gak ikut?”
“Enggaklah, aku nggak kenal kok! Mungkin agak lama karena tempatnya jauh.”
“oiy,sayang kita keluar yuk..!” ajak Ardhy,
“Kemana…?!”
“Ya kemana aja, yang penting nggak di rumah.”
“Kita di rumah aja ya.. aku lagi capek.”
“Kita di rumah mau ngapain?”
“Ngapain ajalah.. main petak umpet sama anak-anak di depan juga boleh” ucap Gadis sambil tertawa.
Melihat tingkah pacarnya, Ardhy pun langsung mencubit kekasihnya dengan mesra, dan Gadis jadi terpaku saat menatap senyum manis kekasih hatinya.
Dan tiba tiba, Gadis merasakan getaran yang aneh, ketika tersadar, bibir Ardhy telah mendarat mulus di permukaan bibirnya, kaget, sangat kaget malah. Sebuah hal yang tak pernah diduga selama ini.
“Ahh.. ini kah yang namanya ciuman?” hanya pikiran itu yang terbesit, selebinya mungkin perasaan deg degan dibumbuhi perasaan aneh yang tak tahu namanya apa, nafsu mungkin, yang bereliweran di pikiran Gadis.
Pun ketika Ardhy menggerayangi tiap inci tubuhnya. dan melucuti satu persatu pakaiannya. Menolak?? Tak kuasa Gadis menahan, apalagi menolak rangsangan ini.
Dan akhirnya, sang perawan terkoyak koyak oleh sergapan nafsu, ya nafsu.
Bahkan tangisan kecil Gadis, tak sanggup menghalangi serangan serangan nafsu itu.
“Maafkan aku sayang, tapi janji, aku pasti akan bertanggung jawab..” hanya kalimat itu yang terucap dari bibir lelaki yang telah mengoyak keperawanannya.
**********
Tanpa terasa 3 bulan telah berlalu, sejak ke jadian itu Ardhy berubah sepertinya menghindari Gadis.
Sekarang Ardhy jarang menjemput Gadis di tempat kerjanya, dan tak pernah datang lagi ke rumah
Gadis. Beberapa minggu tidak ada kabar Ardhy sama sekali, lenyap bagai di telan bumi. Walau Gadis
tidak hamil tapi dia sangat sedih, ternyata Ardhy cowok playboy dan brengsek. Ardhy tidak mau
bertanggung jawab malah menghilang begitu saja tanpa bilang apapun.
Di tengah kesedihan Gadis tiba-tiba muncul Ixel di rumahnya. Gadis sangat senang karena teman
baiknya sejak kecil yang telah lama pergi sudah kembali setelah beberapa tahun hidup di luar kota
melanjutkan studynya dan tahun ini study ixel selesai. Gadis tambah senang teryata Ixel tidak
berubah, walau sudah tidak bertemu 5 tahun Ixel tetap seperti dulu baik, sopan dan tidak sombong
walau dia anak orang kaya. Sudah lama ixel menyukai Gadis, tapi dia tak berani bilang karena takut
menggangu persabatannya. Sejak ada ixel Gadis merasa terhibur, Gadis selalu berharap Ardhy mau
datang bertanggung jawab dan menikahi dia.
Namun sepertinya penantian Gadis sia-sia, Gadis sangat terpukul saat mendengar kalau Ardhy
barusan pulang dari luar kota akan menikah dengan anak jutawan. Gadis merasa kecewa Ardhy
tega mencampakan dia dan tak mau bertanggung jawab setelah apa yang dia lakukan padanya. Sirna
sudah harapan Gadis untuk hidup bersama orang yang dia cintai dan yang merusak kehormatannya.
Ixel heran kenapa akhir-akhir hari ini Gadis kelihatan murung, seperti orang yang tak punya
semangat hidup. Ixel selalu berusaha menghibur Gadis setiap saat Ixel selalu memberikan kejutan
yang membuat Gadis bisa tersenyum lepas.
Suatu hari ixel memberanikan diri mengungkapkan isi hatinya sama Gadis, yang selama ini dia
pendam. Tapi Gadis menolak walau sebenarnya dia mulai suka ixel, bukannya Gadis menolak Ixel
yang tidak kalah tampan dengan Ardhy tetapi Gadis merasa tak pantas untuk ixel, dia sudah
ternoda sedangkan ixel cowok yang baik dan sabar.
Mula-mula ixel kecewa dan bingung dengan keputusan Gadis, kemudian ixel minta penjelasan
kenapa Gadis menolaknya. Gadis pun menceritakan semuanya, Gadis sudah ternoda dan yang
menodainya tidak mau bertanggung jawab dan gara-gara mantannya, ia gadis dijauhi teman baiknya
Tery, yang merupakan sepupu ixel. Ixel cuma terdiam mendegar semua cerita Gadis, dan mengusap
air matanya Gadis saat Gadis menangis.
Setelah kejadian itu tiba-tiba seminggu ini Ixel tidak ada kabar, tapi Gadis sadar dan tahu alasannya
kenapa tiba-tiba Ixel menjauh. keesokan harinya ketika Gadis ingin pulang dari tempat kerjanya,
Gadis sangat terkejut saat melihat ixel berdiri di depan pintu. Begitu ixel melihat gadis, Ixel langsung
duduk jongkok di depan Gadis. Gadis pun bingung apa yang mau di lakukan ixel, kemudian Gadis
meminta ixel berdiri. Namun ixel tetap jongkok,dan ixel mengambil setangkai bunga Mawar putih dari
dalam bajunya kemudian di sodorkan ke Gadis.
“Gadis.. maukah kamu jadi pacarku..?!”
“Tapi akuu…
“Tenanglah.. aku bisa menerima kamu apa adanya!”
“Hmm… “
“Kalau kamu mau menolak cintaku yang ke 2 kali,ambil bunga ini buang dan injaklahh..”
“Dan kalau kamu mau menerima cintaku,ambil bunga ini dan ciumlahh..”
Gadis tak menyangka kalau ternyata Ixel cowok yang romantis, karena selama ini ixel suka jaim
padanya untuk membuat dia ketawa. Gadis pun langsung mengambil bunganya dan langsung di cium.
Gadis merasa sangat bahagia sekali sekaligus malu sama teman-temannya yang melihatnya. Apa
yang di lakukan Ixel padanya membuat Gadis meneteskan air mata karena terharu. Ixel langsung
berdiri dan mengusap air mata Gadis. Gadis merasa sangat beruntung di cintai ixel cowok yang baik
hati, selain itu Tery baikan sama Gadis. Sekarang Ixel sudah bekerja sebagai PNS, setelah menikah
Ardhy mendapat kecelakaan yang membuat dia lumpuh. Sedangkan Tery juga sebentar lagi akan
menikah sama pacarnya yang juga temanya Ixel, sedang Ixel sama keluarganya sudah melamar
Gadis. Keluaga Gadis dan Ixel tinggal menunggu hari pernikahannya yang sudah di tentukan dan buat
Gadis, Ixel adalah anugrah.
Kolaborasi No. 82. Eka Siswanto Pratama dan Tery (Duet BaruBelajarCoy)
Cerpen ini juga pernah dipublikasin di kompasiana
Nikmati juga cerpen dan dongeng lainnya :

Kamis, 26 Januari 2012

SAD


Aku tidak tau bagaimana harus menggambarkan perasaanku saat ini. Aku sedih, aku layu, aku seperti mawar jatuh  ketanah, belum mampu tumbuh sempurna apalagi menebar wanginya.
Ini nyata bukan mimpi. Kita harus berpisah sementara. Meski aku tau alasannya, tapi aku tidak akan mengungkapkannya disini. Cukup aku dan kamu saja yang tau.
“sayang”
“aku begitu mencintaimu”
“tapi kenapa terasa singkat begini”
“apa salah aku punya rasa dan berharap?”
“kata-kata cintaku tak mampu untuk mengungkap semua perasaanku padamu”
“kamu tidak salah sayang”
“jangan bilang ini sementara”
“mungkin memang jalannya harus begini dulu”
“kenapa mesti ngelewatin ini ya?”
“memang jalan ini harus kita lewati dulu”
“sebelum sampai di tempat tujuan”
“ga ada jalan lain yang lebih mulus ya?”
“belum ada sayang, belum sekarang”
“wish me the best hun”
“yes”
“i believe hun”
“thank you for believe in me”
“makasih  atas smua yang sudah kau beri hon, meski tidak berwujud barang, tapi itu lebih berarti dan berharga.”
Air mataku mengalir deras menuruni pipi ini. Aku tidak mampu menjawab kata-katamu. Air mata alami bukan paksaan.  Air mata ini begitu berharga, karena tidak semua orang mampu membuatku meneteskannya. Tapi kamu, kamu berhasil buatku mampu melakukannya.
Mana mungkin aku bisa melewati hari-hariku tanpamu?
Sedang kamulah yang bisa membuatku tersenyum merasakan keindahan dengan penuh semangat dan keyakinan, dari mulai mata ini terbuka hingga terpejam kembali.
Tanpamu senyumku hambar sayang.
Tanpamu aku tidak akan bisa tertawa.
Masih ingatkan kemarin? Saat kamu bilang kamu sering menertawakan kebodohanmu sendiri. Sama. Aku juga sering menertawakan kebodohanku sendiri. Dan setelah sama-sama tau, kita tertawa sepuas-puasnya. Bukan saling menertawakan, tapi tertawa penuh kemenangan atas nama cinta. Tanpamu aku tidak yakin apa aku masih bisa memainkan jari-jari ini di atas keyboard. Merangkai kata demi kata. Menjadi bait puisi yang kadang terasa hambar dan kadang juga liar. Aku tidak yakin apa aku mampu memainkan imaginasiku sendiri tanpamu.
“ayo tuang lagi anggur-anggur kita”
“agar mabuk dan melupakan semua yang ada”
“aku tidak sanggup tanpamu”
“menikmati anggur itu sendirian”
“percaya lah”
“aku selalu ada di hatimu”
“di hatimu”
“di hatimu”
“i believe hon”
“kamu akan selalu ada di hatiku”
“yes, u stay in my heart. ALWAYS”
Ya. Ini hanya sementara sayang, hanya sementara. Tidak akan lama karena ini hanyalah sementara. Jangan lupa, kita pernah melukis indahnya pantai, dengan langit berwarna jingga dan terselip pelangi di sana. Jangan hilangkan rasa saat aku sentuh wajahmu dan kamu menikmati tatapan mesra dari mataku. Jangan pernah lupakan.
Kita akan mengulang kembali dengan masa dan rasa yang lebih indah sayang. Aku di sini setia untukmu. Sementara aku rela tanpamu. Aku tidak sendirian kan? Karena kamu selalu ada di dalam hatiku.
‎”Aku,,,,aku,,,,dijadikan untukmu”
Kata-kata Hawa saat pertama kali bertemu Adam.
Kita adalah Adam dan Hawa itu sayang. Dan kalimat itulah yang akan kamu dengar saat kita bertemu untuk bersatu. Bukan sementara tapi selamanya.
Miss and Love for U hon.