Aku tidak tau bagaimana harus menggambarkan perasaanku saat ini. Aku sedih, aku layu, aku seperti mawar jatuh ketanah, belum mampu tumbuh sempurna apalagi menebar wanginya.
Ini nyata bukan mimpi. Kita harus berpisah sementara. Meski aku tau alasannya, tapi aku tidak akan mengungkapkannya disini. Cukup aku dan kamu saja yang tau.
“sayang”
“aku begitu mencintaimu”
“tapi kenapa terasa singkat begini”
“apa salah aku punya rasa dan berharap?”
“kata-kata cintaku tak mampu untuk mengungkap semua perasaanku padamu”
“kamu tidak salah sayang”
“jangan bilang ini sementara”
“mungkin memang jalannya harus begini dulu”
“kenapa mesti ngelewatin ini ya?”
“memang jalan ini harus kita lewati dulu”
“sebelum sampai di tempat tujuan”
“ga ada jalan lain yang lebih mulus ya?”
“belum ada sayang, belum sekarang”
“wish me the best hun”
“yes”
“i believe hun”
“thank you for believe in me”
“makasih atas smua yang sudah kau beri hon, meski tidak berwujud barang, tapi itu lebih berarti dan berharga.”
Air mataku mengalir deras menuruni pipi ini. Aku tidak mampu menjawab kata-katamu. Air mata alami bukan paksaan. Air mata ini begitu berharga, karena tidak semua orang mampu membuatku meneteskannya. Tapi kamu, kamu berhasil buatku mampu melakukannya.
Mana mungkin aku bisa melewati hari-hariku tanpamu?
Sedang kamulah yang bisa membuatku tersenyum merasakan keindahan dengan penuh semangat dan keyakinan, dari mulai mata ini terbuka hingga terpejam kembali.
Tanpamu senyumku hambar sayang.
Tanpamu aku tidak akan bisa tertawa.
Masih ingatkan kemarin? Saat kamu bilang kamu sering menertawakan kebodohanmu sendiri. Sama. Aku juga sering menertawakan kebodohanku sendiri. Dan setelah sama-sama tau, kita tertawa sepuas-puasnya. Bukan saling menertawakan, tapi tertawa penuh kemenangan atas nama cinta. Tanpamu aku tidak yakin apa aku masih bisa memainkan jari-jari ini di atas keyboard. Merangkai kata demi kata. Menjadi bait puisi yang kadang terasa hambar dan kadang juga liar. Aku tidak yakin apa aku mampu memainkan imaginasiku sendiri tanpamu.
“ayo tuang lagi anggur-anggur kita”
“agar mabuk dan melupakan semua yang ada”
“aku tidak sanggup tanpamu”
“menikmati anggur itu sendirian”
“percaya lah”
“aku selalu ada di hatimu”
“di hatimu”
“di hatimu”
“i believe hon”
“kamu akan selalu ada di hatiku”
“yes, u stay in my heart. ALWAYS”
Ya. Ini hanya sementara sayang, hanya sementara. Tidak akan lama karena ini hanyalah sementara. Jangan lupa, kita pernah melukis indahnya pantai, dengan langit berwarna jingga dan terselip pelangi di sana. Jangan hilangkan rasa saat aku sentuh wajahmu dan kamu menikmati tatapan mesra dari mataku. Jangan pernah lupakan.
Kita akan mengulang kembali dengan masa dan rasa yang lebih indah sayang. Aku di sini setia untukmu. Sementara aku rela tanpamu. Aku tidak sendirian kan? Karena kamu selalu ada di dalam hatiku.
”Aku,,,,aku,,,,dijadikan untukmu”
Kata-kata Hawa saat pertama kali bertemu Adam.
Kita adalah Adam dan Hawa itu sayang. Dan kalimat itulah yang akan kamu dengar saat kita bertemu untuk bersatu. Bukan sementara tapi selamanya.
Miss and Love for U hon.